Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...

Arus Muda »
Sosial
»
Miris, Beginilah Kondisi Panti Asuhan Nur Rahma di Pattallassang
Miris, Beginilah Kondisi Panti Asuhan Nur Rahma di Pattallassang
Oleh Anak Muda pada Rabu, 14 Juni 2017 |
Sosial
TAKALAR, ARUSMUDA.COM - Semenjak memasuki tahun 2017 ini panti asuhan Nur Rahma yang berada di Kelurahan Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar tidak lagi mendapat bantuan dari kementerian sosial sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu terjadi akibat lambatnya informasi yang diterima oleh pihak yayasan dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengajukan permohonan bantuan kepada Kementerian Sosial RI.
Hal itu diungkapkan oleh pengurus panti asuhan Nur Rahma, Suaib. "Sudah setahun ini, kami tidak lagi mendapat bantuan dari Kementerian Sosial seperti tahun sebelumnya karena kami terlambat menerima informasi dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengajukan permohonan" ungkapnya.
Praktis untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anak asuh yang berjumlah sekitar 25 orang itu hanya mengandalkan orang-orang yang mau berdonasi dan usaha pengurus, sebab panti asuhan tersebut sudah tidak memiliki donatur tetap, baik instansi pemerintahan maupun perorangan.
"Kami juga tidak punya donatur tetap, baik perorangan maupun dari pihak pemerintah Kabupaten Takalar. Kami hanya mengandalkan sumbangan perorangan yang jumlahnya tidak menentu, kadang berupa makanan, beras, mie instan atau bahan pokok lainnya," tambah pria paruh baya itu.
Hal tersebut berakibat pada kondisi anak asuh yang kian memprihatinkan, bahkan 2 bulan yang lalu salah seorang anak asuh meninggal dunia karena sakit dan tidak dapat berobat ke tempat yang layak.
"Sekitar 50 hari yang lalu anak asuh kami meninggal, kami hanya bisa membawanya ke RS Padjonga Dg. Ngalle, padahal menurut dokter anak itu harus dirujuk ke RS Wahidin di Makassar namun karena anak kami tidak di tanggung BPJS dan kami sendiri tidak punya uang, terpaksa dirawat seadanya di RS daerah sampai anak kami meninggal," tuturnya haru.
Kondisi tersebut diharapkan Suaib mampu menggugah hati pemerintah atau masyarakat yang memiliki kelebihan untuk memberi sumbangsih bagi kelangsungan panti yang ia asuh.
"Saya hanya berharap kondisi seperti ini segera berakhir, apalagi ini bulan ramadan semoga pemerintah Kabupaten Takalar atau siapa saja dapat memperhatikan nasip anak-anak kami di sini," pungkasnya.
Senada dengan itu, seorang gadis yang biasa disapa Daeng Jinne yang secara berkala berkunjung ke panti asuhan Nur Rahma tersebut menuturkan.
"Saya prihatin dengan kondisi panti ini, semoga bapak ibu pengasuh dapat diberi kesehatan dan kesabaran dan segera mendapat bantuan dari pihak mana saja," ungkap mahasiswi STAI Yapis tersebut.
Hal itu terjadi akibat lambatnya informasi yang diterima oleh pihak yayasan dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengajukan permohonan bantuan kepada Kementerian Sosial RI.
Hal itu diungkapkan oleh pengurus panti asuhan Nur Rahma, Suaib. "Sudah setahun ini, kami tidak lagi mendapat bantuan dari Kementerian Sosial seperti tahun sebelumnya karena kami terlambat menerima informasi dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengajukan permohonan" ungkapnya.
Praktis untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anak asuh yang berjumlah sekitar 25 orang itu hanya mengandalkan orang-orang yang mau berdonasi dan usaha pengurus, sebab panti asuhan tersebut sudah tidak memiliki donatur tetap, baik instansi pemerintahan maupun perorangan.
"Kami juga tidak punya donatur tetap, baik perorangan maupun dari pihak pemerintah Kabupaten Takalar. Kami hanya mengandalkan sumbangan perorangan yang jumlahnya tidak menentu, kadang berupa makanan, beras, mie instan atau bahan pokok lainnya," tambah pria paruh baya itu.
Hal tersebut berakibat pada kondisi anak asuh yang kian memprihatinkan, bahkan 2 bulan yang lalu salah seorang anak asuh meninggal dunia karena sakit dan tidak dapat berobat ke tempat yang layak.
"Sekitar 50 hari yang lalu anak asuh kami meninggal, kami hanya bisa membawanya ke RS Padjonga Dg. Ngalle, padahal menurut dokter anak itu harus dirujuk ke RS Wahidin di Makassar namun karena anak kami tidak di tanggung BPJS dan kami sendiri tidak punya uang, terpaksa dirawat seadanya di RS daerah sampai anak kami meninggal," tuturnya haru.
Kondisi tersebut diharapkan Suaib mampu menggugah hati pemerintah atau masyarakat yang memiliki kelebihan untuk memberi sumbangsih bagi kelangsungan panti yang ia asuh.
"Saya hanya berharap kondisi seperti ini segera berakhir, apalagi ini bulan ramadan semoga pemerintah Kabupaten Takalar atau siapa saja dapat memperhatikan nasip anak-anak kami di sini," pungkasnya.
Senada dengan itu, seorang gadis yang biasa disapa Daeng Jinne yang secara berkala berkunjung ke panti asuhan Nur Rahma tersebut menuturkan.
"Saya prihatin dengan kondisi panti ini, semoga bapak ibu pengasuh dapat diberi kesehatan dan kesabaran dan segera mendapat bantuan dari pihak mana saja," ungkap mahasiswi STAI Yapis tersebut.
Pilihan Pembaca
-
BONE, ARUSMUDA.COM - Bakal calon Bupati Bone dari kalangan muda, Andi Singkeru Rukka yang akrab disapa Andi Singke atau ASIK kian gencar b...
-
SUMATERA, ARUSMUDA.COM - Gubernur Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Haris Hasibuan, juga mendorong Tokoh Mu...
-
SUMATERA, ARUSMUDA.COM - Terus menjadi perbincangan usai Zainudin Amali mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, nama Ibnu Riza disebut-s...
-
MAROS, ARUSMUDA.COM – Rencana Pemerintah Kabupaten Maros berhutang sebesar Rp110 miliar melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk me...
-
Makassar, ARUSMUDA.COM - Tanpa hambatan berarti, pelaksanaan Kongres Wilayah X Pemuda Muslimin Indonesia Prov. Sulsel berhasil menghasilkan ...
Assalam...
BalasHapus