Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...

Arus Muda »
Opini
»
Opini: Kembalinya Bisnis Buku
Opini: Kembalinya Bisnis Buku
Oleh Anak Muda pada Selasa, 02 Mei 2017 |
Opini
OPINI,
ARUSMUDA.COM - Saya dan kita semua bersyukur karena di tengah memperingati hari
pendidikan nasional, 2 Mei dan hari buku 17 Mei 2017, Undang-Undang Sistem
Perbukuan Nasional telah disyahkan DPR beberapa hari lalu. Sebelumnya, Asosiasi
Penulis Profesional Indonesia resmi berdiri dan deklaratornya tokoh-tokoh
nasional Prof Jimly Assidiqie, Dr Mohammad Jafar Hafsah, Bambang Trim, Sem
Haesy, Adrinal Tanjung, Bachtiar Adnan Kusuma, dan lainnya di ujung 2016 lalu
di Jakarta. Akhirnya, bisnis buku akan kembali berjaya.
Penulis
berkesempatan mengikuti persidangan antar bangsa dan anugerah buku Malaysia
beberapa tahun lalu di PWTC Kuala Lumpur, 1-6 Februari 2012 melihat langsung
bagaimana prospek majunya industri buku di Malaysia. Sebuah pertemuan
masyarakat perbukuan dunia, menunjukkan bahwa Malaysia dari 28 juta jiwa
penduduknya, rupanya negara serumpun Indonesia ini mampu menerbitkan 16 ribu
judul buku baru pertahun.
Mengapa industri buku di Malaysia maju? Selain raja di Malaysia
turun membangkitkan dan menumbuhkan tradisi membaca masyarakat, juga raja
menjadi contoh yang baik dalam membiasakan masyarakat Malaysia membaca.
Sementara pemerintah dan masyarakatnya bersatu menggelorakan kampanye Satu
Malaysia untuk membaca, di samping negara memberikan subsidi bagi setiap
penerbitan buku terbaik. Inilah yang menempatkan penulis pengarang mendapatkan
tempat khusus dari negara dengan memberikan penghargaan lewat Anugerah buku
negara Malaysia setiap tahun.
Indonesia dengan jumlah penduduk empat terbesar di dunia, belumlah
memberikan tempat yang layak bagi penulis, pengarang, penerbit seperti di
Malaysia. Para penulis, penerbit di Indonesia masih saja asyik berjuang dan
berjalan sendiri agar bisa bertahan hidup sebagai penulis dan pekerja industri
kreatif di tanah air. Begitu penulis belum berjaya di tanah airnya sendiri!
Benarlah, Samuel Johnson pada 1776 salah seorang penulis besar
berkata tak seorangpun, selain si bebal, kecuali menulis demi uang. Ia ingin
mempertegas bahwa seorang menulis itu begitu tak menyenangkan sehingga
uang yang mestinya mendorong seseorang untuk keluar dari kesusahan itu? Atau
sebuah peringatan bahwa pekerjaan menulis hanya menghasilkan sedikit
uang? Atau Samuel meramalkan masa depan yang suram bagi status ekonomi
sebagian besar penulis, pengarang, penerbit belumlah menjanjikan?
Apapun kata Samuel adalah memberikan inspirasi bahwa dunia
tulis menulis dapat memberikan kita lebih dari satu macam imbalan dan
inilah yang menjadi pelecut bagi setiap penulis untuk menekuni profesi sebagai
seorang penulis yang handal.
Apapun kata dunia, memilih profesi menulis buku memerlukan
semangat yang besar dan rasa bangga yang tinggi. Hanya dengan semangat yang
besar menjadikan profesi penulis dan pengarang bisa menjadi sebuah kebanggaan
di tengah masyarakat.
Penulis dan pengarang bukan hanya mengejar profit, tapi penting
adalah profesi penulis memiliki tujuan mulia yaitu mencerdaskan masyarakat
Indonesia. Bukankah dengan karya-karya tulisan yang dihasilkan penulis membuat
masyarakat kita semakin pintar?
Bachtiar Adnan Kusuma, Sekretaris Jenderal
Asosiasi Penulis Profesional Indonesia Pusat.
.
Pilihan Pembaca
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Syarikat Islam Indonesia (SII) Provinsi Sulawesi Selatan resmi menda...
-
TOKOH, ARUSMUDA.COM - Pernah mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Bes...
-
SUMATERA, ARUSMUDA.COM - Terus menjadi perbincangan usai Zainudin Amali mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, nama Ibnu Riza disebut-s...
-
BONE, ARUSMUDA.COM - Karang Taruna Sejati Desa Pattiro Sompe Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone menggelar Safari Ramadhan di beberapa Masjid...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Sebagai kaum milenialis dalam peradaban modern ini, mahasiswa sebagai kaum cendekiawan yang diharapkan dapat menj...
Tidak ada komentar: