"Jangan lupa, masyarakat Bugis adalah peradaban kitab, tradisi kita adalah tradisi literasi. Membangun Bone Makkiade' juga harus berpijak pada kitab dan bersendikan tradisi literasi." Papar dosen STAIN Gorontalo yang biasa disapa Andi Singke' ini.
Bagi Andi Singke', banyaknya lontara' sebagai bentuk buku masa lalu yang ditulis oleh leluhur dengan berbagai tema, mengindikasikan bahwa tingkat melek literasi leluhur kita tak bisa dipandang sebelah mata.
"Kita mengenal lontara' attoriolong, lontara' panguriseng, lontara' pananrang, lontara' pabbura, lontara' paddissengeng, lontara' bilang, dan masih banyak lainnya adalah bukti nyata kuatnya tradisi kita." Lanjut Andi Singke'.
Menurut mahasiswa program doktoral Universitas Hasanuddin ini, melalui lontara', leluhur kita mentransformasikan adat istiadat, norma, dan hukum pada generasi selanjutnya. "Ini tradisi yang luar biasa." Ujarnya.
Untuk membangun Bone Makkiade', buku yang menggantikan fungsi lontara' tentu menjadi salah satu elemen penting di dalamnya. Bone Makkiade' mensyaratkan peningkatan indeks literasi masyarakat Bone.
"Tentu buku di sini tak hanya bermakna kitab yang di cetak," lanjut Andi Singke', "Sebab sesuai perkembangan teknologi informasi, bentuk buku juga bertansformasi menjadi e-book dengan berbagai perangkat lunak pendukungnya."
Menurutnya lagi, pembangunan Bone Makkiade' di era sekarang akan memadukan antara khasanah lokalitas kita dengan perkembangan teknologi, sehingga Bone Makin Ade' bukan berarti kembali ke masa lalu, tapi mewujudkan masa depan dengan tetap berkaca pada khasanah luhur masa lalu.
"Perkembangan teknologi akan menjadi sarana mewujudkan Bone Makkiade' melalui upaya digitalisasi lontara' sebagai warisan tradisi literasi kita yang penuh dengan ajaran luhur yang menjadi identitas kita orang Bone." Pungkas mantan Ketua KEPMI Bone ini.
0 Komentar