Menurut H. Tola, sebagaimana diungkapnya kepada portal Suara-Nusantara, Pemerintahan
yang dipimpin Syamsari Kitta terkait sudah menimbulkan gejolak sejak awal,
dimulai dengan merumahkan delapanribuan tenaga honorer, hanya untuk diganti dengan
honorer baru.
Belum lagi masalah penggantian aparat desa, pembayaran TPP ASN yang
tidak dibayarkan, kebiasaan menghabiskan uang OPD dengan kegiatan pelatihan di
Makassar, Perusda yang hanya mengurusi tukang parkir dan jualan beras, hingga
tidak adanya penjenjangan karir ASN.
Pada kesempatan itu, H. Tola juga menyorot soal harmonitas hubungan
antara Bupati dan Wakil Bupati yang bermasalah.
“Pasangan ini indah sebagai fiksi, tapi menyedihkan sebagai fakta,”
ungkap H. Tola secara satire sebagaimana ditulis portal Suara-Nusantara.
Meski demikian, sebagai putra Takalar, dirinya tetap membangun optimisme
dan tidak pernah patah semangat demi Takalar yang lebih baik. “Mari kita bangun
Takalar ini secara bersama.” Pungkasnya.
0 Komentar