Ale-Ale, Film Pendek yang Membakar Semangat Anak Muda

KETAPANG, ARUSMUDA.COM - Di tepian sungai terdapat keluarga kecil yang tinggal dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Sang Bapak dari pagi hingga menjelang malam mencari Ale-Ale untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sampai suatu ketika Ayu putri sang Bapak yang jenuh dengan menu makanan Ale-Ale dan menginginkan makanan lain yang lebih modern karena melihat teman sekolahnya membawa makan tersebut.  Bapak dan Ibu berusaha meyakinkan Ayu bahwa Ale-A0le makanan yang paling enak dan belum ada tandingannya.

Dengan keterbatasan ekonomi dan kesederhanaan keluarga ini mampu bertahan di tengah-tengah tuntutan kehidupan modern. mereka tetap bahagia menjalani kehidupan mereka dengan penuh rasa syukur.

Itulah sinopsis dari film pendek berjudul Ale-Ale berdurasi 18 menit  yang mengambil lokasi syuting di Pantai Cilincing Desa Suka Baru Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang Kalimantan barat.

Adalah Meli Oktavia Rulinda, tokoh di balik suksesnya menukangi proses pembuatan film pendek tersebut. Perempuan kelahiran Ketapang, 09 Oktober 1990 yang pernah memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, mengatakan bahwa tujuan dari pembuatan film pendek ini adalah menampilkan Ketapang yang kaya akan keindahan alamnya dan garis pantai terpanjang di Kalimantan Barat.

"Kami sangat senang, ternyata apresiasi orang-orang ketapang tak disangka-sangka sangat positif dan antusias, mereka sangat menantikan film ini dan kami bangga karena bisa berkontribusi terhadap perkembangan industri kreatif di kota Ketapang," ucapnya.

Gadis yang pernah aktif di UKM Sarang Semut,  sebuah sarana pengembangan seni mahasiswa di lingkungan Universitas Tanjungpura, mengatakan latar belakang ketertarikan mengangkat tema lokal Ale-Ale tentu sangat menarik dan ikonik. "Ini makanan khas Ketapang yang tidak ditemukan ditempat lain," terang Meli.

Lanjutnya, "Menyebut judulnya saja orang akan terus mengingat Ale-Ale, sudah semestinya menjadi kebanggaan kita masyarakat Ketapang."

Menurut Meli, film ini memakan waktu selama 2 bulan dalam proses pembuatannya, dan sebanyak 22 orang terlibat di dalamnya yang memiliki latar belakang seni di industri kreatif.

"Pendanaan berasal dari dana pribadi dan sumbangan anggota Pesisir Films, karena masih bersifat independen dan film perdana jadi pada saat produksi film Ale-Ale, kami tidak mendapatkan dana dari luar ataupun mengajukan sponsorship," tambahnya.

Film tersebut rencananya akan di ikutkan dalam KRFF (Kapuas River Film Festival) yang dilaksanakan pada 9-11 November 2018, setelah itu akan ditayangkan kepada masyarakat di Ketapang.

"Banyak potensi yang belum tergarap dengan baik, industri kreatif merupakan salah satu peluang bagi pekerja seni dan pemuda dalam mengangkat potensi wisata daerah, dengan keindahan dan keramagan adat istiadatnya." Tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar