Zaitun Rasmin Tekankan Dakwah Kepeloporan Pemuda di Muktamar II LIDMI

MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Ketua Dai dan Ulama Asia Tenggara, Dr Muhammad Zaitun Rasmin memberikan tips-tips kepemimpinan kepada para peserta Muktamar II Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) di Pondok Madinah, Ahad (25/02/2018).

Salah satu poin yang paling ditekankan adalah pentingnya dakwah kepeloporan di kalangan pemuda, sehingga diharapkan akan lahir pemimpin - pemimpin ummat dan bangsa kedepan yang Cinta Islam dan kaum Muslimin.

"Mudah-mudahan kepeloporan ini menjadi prioritas kita. 11 tahun ada 50 cabang ini masih belum maksimal", tukasnya.

Lebih jauh Ustadz yang juga menjabat Wakil Sekjen MUI Pusat tersebut memberi tantangan kepada para peserta yang hadir,  untuk menjadi agen-agen pembuka, berperan lebih aktif dalam menyebarkan dakwah ahlus sunnah ke seluruh Indonesia.

"Mudah-mudahan kepeloporan ini menjadi prioritas. 11 tahun ada 50 cabang ini masih belum maksimal. Dibanding organisasi mahasiswa lainnya juga,  yang baru namun eksis", ujarnya.

Ustadz Zaitun membeberkan alasan mengapa dakwah lambat berkembang,  salah satunya kaum muslimin pasif dan banyak menunggu.

"Mengapa dakwah lambat berkembang,  karena kita banyak menunggu. Kondisi kita saat ini,  memerlukan kepeloporan ditengah jumlah kita yang milyaran. Banyak pembantaian,  penghinaan terhadap islam dan kaum muslimin,  tidak membangkitkan kita dalam berjuang. Apa hakikatnya perjuangan kita? "

Oleh karena itu ia menyarankan agar anggota LIDMI dapat menyebar ke kampus-kampus yang ada,  minimal sudah ada planning kalau masih berat.

"Kalau berat pindah kampus. Segera buat planing. Bagaimana bisa menyebar di kampus - kampus.

Sehingga Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah tersebut berharap Muktamar LIDM kedepan sudah harus ada perwakilan 150 cabang di seluruh Indonesia.

"Kedepan Muktamar LIDMI, kami berharap sudah harus memiliki 150 cabang seluruh Indonesia,  agar lahir pemimpin - pemimpin yang taat pada Allah dan Rasulnya,  minimal dapat mendengar arahan para ulama langsung, kalau tidak dapat menjadi pemimpin,  sebagaimana yang terjadi pada DKI Jakarta", ujarnya.

Posting Komentar

0 Komentar