Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...

Melek Etika
ESAI, ARUSMUDA.COM - Dalam
demokrasi beradab, hukum berenang di lautan etika. Defisit institusi dan
undang-undang selalu bisa ditutupi oleh kecukupan moralitas. Dalam demokrasi
lemah adab, hukum berenang di lautan tuna-etika, sehingga surplus undang-undang
tak membuat tertib hukum, malah semakin membuka peluang bagi aksi-aksi
kejahatan manipulatif.
Krisis
politik kita bersumber dari kemarau etika politik. Padahal, etika politik
inilah yang menghubungkan hukum dengan ideal kehidupan sosial-politik,
kesejahteraan bersama, dan keadilan sosial. Seperti kata Paul Ricoeur, etika
politik adalah kekuatan reflektif untuk membongkar argumen yang melegitimasi
kebijakan dan perilaku publik dengan menempatkan diri dalam posisi dan dimensi
moral orang lain.
Berbagai
ekspresi ketidakpatutan etis yang melanda ruang publik kita mengindikasikan
meluasnya fenomena “buta moral” (moral iliteracy) yang melanda bangsa.
Buta moral
itu terlihat dari kekacauan sistem makna, sebagai inti budaya, dalam wacana
publik. Hal itu terlihat
dari bahasa dominan di ruang publik: bahasa politik dan
bahasa ekonomi.
Bahasa
politik dan ekonomi kita hanya
mengenal satu bahasa: "menang-kalah". Hampir tak
dikenal bahasa budaya yang mempertanyakan “apa yang benar?”
Rendahnya
tingkat melek moral inilah yang membuat orang-orang menghalalkan segala cara
untuk meraih kedudukan. Sumpah dan keimanan disalahgunakan. Orang- orang berlomba
mengkhianati sesama dan negaranya.
Dalam
kehidupan publik beradab, ada banyak hal yang tak bisa dibeli dengan uang.
Namun, dengan menipisnya rasa malu dan rasa kepantasan, cuma sedikit yang masih
tersisa.
Memberi harga
pada pranata kebajikan publik mengandung daya korosif dan koruptif bagi
perkembangan bangsa. Alasannya karena uang (pasar) bukan saja mengalokasikan
barang, tetapi juga mempengaruhi sikap manusia dan nilai barang
yang diperjualbelikan.
Melelang bangku
sekolah kepada pembayar tertinggi memang
bisa meningkatkan keuntungan,
namun juga melunturkan integritas dunia persekolahan
dan nilai ijazahnya, seraya merusak prinsip kesetaraan meritokratis.
Menyewakan
“kenyamanan” sel tahanan kepada para pesakitan berduit tidak bisa diterima,
karena tahanan bukanlah tempat pelesiran, melainkan tempat hukuman-rehabilitasi
sosial. Memberi kenyamanan kepada tahanan menempatkan kejahatan sebagai sesuatu
yang mulia.
Pilihan
politik bukan untuk diperjualbelikan, karena hal itu menyangkut hak dan
kewajiban warga negara. Kewajiban kewargaan tidak sepatutnya
dianggap sebagai properti perseorangan
yang bisa dijual, tetapi harus dipandang sebagai pertanggungjawaban
publik. Menjual hak pilih menjadikan urusan publik dikendalikan oleh kekuatan
privat.
Ayat-ayat
kitab suci bukan untuk dipolitisasi dan ditransaksikan, karena
pemanipulasian pesan-pesan keilahian
bagi kepentingan murahan
mencerminkan korupsi terdalam terhadap sumber etika-moralitas, yang akan
membuat warga kehilangan kepercayaan pada apapun dan siapapun.
Kita
sudah menyaksikan bagaimana konstitusi terus ditambah pasal-pasalnya dan
berbilang undang-undang terus
diproduksi, namun sekadar
untuk dilanggar. Konstitusi dan
hukum tak dapat berdiri tegak tanpa basis moral yang kuat.
Pada
akar tunjang krisis kehidupan bernegara saat ini terletak krisis etika.
Pemulihan krisis harus dimulai dari
gerakan “keutamaan budi” (budi utomo), dalam "persekutuan
kebajikan" (jami'at khair). Itulah khitah sejarah kebangkitan kita.
(Yudi
Latif, Makrifat Pagi)
Pilihan Pembaca
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Syarikat Islam Indonesia (SII) Provinsi Sulawesi Selatan resmi menda...
-
TOKOH, ARUSMUDA.COM - Pernah mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Bes...
-
SUMATERA, ARUSMUDA.COM - Terus menjadi perbincangan usai Zainudin Amali mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, nama Ibnu Riza disebut-s...
-
BONE, ARUSMUDA.COM - Karang Taruna Sejati Desa Pattiro Sompe Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone menggelar Safari Ramadhan di beberapa Masjid...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Sebagai kaum milenialis dalam peradaban modern ini, mahasiswa sebagai kaum cendekiawan yang diharapkan dapat menj...
Tidak ada komentar: