Founder RBP Jadi Narasumber di Bimtek Penulisan Biografi, Ini Materinya

MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Founder Rumah Baca Pesisir (RBP) jadi Pemateri pada Kegiatan Bimtek Penulisan Biografi Bagi Pegiat Literasi yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Ibis Style Jalan Dr. Ratulangi No.3, Jum'at (26/05/2023).

Pada kegiatan tersebut, Muhammad Yusran selaku Founder RBP membawakan materi "Praktik Baik Penyusunan dan Pelaksanaan Program Komunitas yang Inovatif" karena gerakan literasi di komunitas yang telah ia dirikan telah menginspirasi banyak kalangan. 

Kegiatan ini menghadirkan 35 pegiat literasi yang ada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi bagi pegiat literasi yang ada di Sulselbar.

Muhammad Yusran selaku pemateri pertama, menyampaikan bahwa keresahan yang emosional menjadi pondsasi untuk membangun gerakan literasi yang inovatif.

"Gerakan literasi yang inovatif harus dibangun di atas pondsi keresahan yang membuat kita emosional" Ujarnya. 

Asmabuasappe, S.S. selaku ketua panitia menyampaikan bahwa Rumah Baca Pesisir bisa menjadi referensi gerakan bagi pegiat literasi di Sulawesi Selatan untuk melakukan gerakan literasi yang inovatif dan berkelanjutan.

"Rumah Baca Pesisir menjadi percontohan bagi komunitas literasi di sulawesi selatan untuk melakukan gerakan litersi yang inovatif dan berkelanjutan"

Asmania selaku peserta pada kegiatan tersebut mengatakan materi yang disampaikan sangat relevan dengan apa yang dialami di komunitasnya.

"Jujur, kami sangat merasakan apa yang di paparkan pemateri tentang pentingnya manajemen SDM dalam gerakan literasi karena begitu banyak volunter yang hanya semangat diawal namun setelah itu menghilang, terimakasih kepada pemateri sudah memberikan insight yang bisa kami praktekin," Pungkasnya.

Muhammad Yusran mengakhiri materinya dengan memberikan refleksi tentang gerakan literasi.

"Jangan sampai kita terlena dengan bacaan novel dan kajian literasi sehingga tidak sempat membaca lembaran kehidupan masyarakat dan lupa menelaah paragraf penderitaan rakyat sehingga jadilah kita pegiat literasi yang buta huruf karena gagal membaca problematika ummat," Tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar