MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Provinsi Sulawesi Selatan sukses menyelenggarakan Webinar Kependudukan dan Pembangunan Kepemudaan. Selasa, 13 Juni 2023 melalui Virtual Zoom Meeting.
Webinar tersebut menghadirkan narasumber Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia, Dr. Sonny Harry B. Harmadi, Psikolog UNM, Dr. Asniar Khumas, Pemuda ICMI Sulsel, dr. Irwan Ashari dan Ketua Pembinaan Genmuda KKI Sulsel, Nur Riswandy Marsuki sebagai moderator.Kegiatan yang bertajuk "Fantasi Bonus Demografi dalam Pembangunan Kepemudaan Menyongsong Indonesia Emas 2045" itu, diikuti 100 orang peserta.
Pada kesempatannya, Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia, Dr. Sonny Harry B. Harmadi membawakan materi tentang Pembangunan dalam Perspektif Kependudukan dan Kepemudaan ditengah Arus Bonus Demografi 2030 dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Bonus demografi Indonesia dimulai pada periode 2012 hingga 2040, negara yang telah merasakan dampak bonus demografi seperti Korea Selatan dan Republik Rakyat Cina dari Indeks Pembangunan Manusia bisa beralih dari menengah ke tinggi dan pendapatan perkapita masyarakat naik hingga 16 kali lipat," tutur Dr. Sonny Harry.
Menurutnya, kebijakan pembangunan SDM perlu berorientasi pada pemuda sebagai penduduk usia produktif. Dikarenakan bonus demografi sangat menguntungkan bagi pembangunan regional Indonesia dengan syarat terdapat generasi muda yang berkualitas tinggi didukung lapangan kerja dan investasi.
"Generasi emas Indonesia 2045 mesti terpelajar, kreatif, berkarakter kuat, sehat dan menyehatkan dan berperadaban unggul sehingga mampu mengelola negara dengan baik pada tahun 2045, saat Indonesia berusia 100 tahun," terangnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Psikolog UNM, Dr. Asniar Khumas menguraikan pentingnya membentuk Online Resiliensi & Sehat Mental Pada Generasi Net.
Ia memaparkan, bahwa tantangan generasi muda Indonesia saat ini cenderung tidak percaya diri, mudah frustasi, larut dalam gaya hidup global dan terjangkit budaya epigonistik dengan lahirnya generasi tiktok.
"Tantangan kita hari ini begitu besar untuk mencapai Indonesia Emas, maka antisipasi yang harus dilakukan yakni generasi muda perlu membentuk Online Resiliensi dan menjaga kesehatan mental," ungkapnya.
Baginya, online resiliensi yaitu bagaimana individu mampu bertahan dalam menghadapi situasi yang sulit, berbahaya dan berisiko dalam dunia online.
"Generasi net perlu disadarkan, bahwa tetap merasa nyaman walaupun ia tidak update dengan status teman-teman di media sosial. Tidak mesti harus berada di semua tempat mengikuti trend dan tetap merasa bahagia tanpa terhubung dengan dunia maya dan media sosial," ucapnya.
Sedangkan, dr. Irwan Ashari dari Pemuda ICMI Sulsel menguraikan tentang Kecendekiawanan dan Kemandirian Pemuda dalam Menjemput Bonus Demografi.
"Pemuda harus menjadi motor penggerak perubahan, agar Indonesia dapat memetik hasil maksimal dari bonus demografi. Kunci perubahan berada pada penguatan Iptek melalui literasi," tuturnya.
Menurutnya, pada kondisi saat ini pemuda harus memperkuat literasi finansial hingga mampu menciptakan peluang wirausaha dan mampu menjadi pemuda mandiri. Ia menganggap, bahwa literasi digital pemuda mampu menciptakan peluang untuk pengembangan dirinya.
Tak hanya itu, ia juga menerangkan, bahwa dengan membuka usaha (menjadi wirausahawan) pemuda tidak hanya dapat bertahan dalam menghadapi bonus demografi tersebut, tetapi juga memenangkannya.
Di akhir, ia menegaskan, bahwa keterampilan dan pendidikan pemuda mutlak harus ditingkatkan.
"Peningkatan keterampilan dan pendidikan bagi pemuda mutlak harus dilakukan, karena berkaitan dengan peningkatan pemberdayaan diri melalui peningkatan pengetahuan. Skill dan kompetensi harus ditingkatkan pada dua sisi secara seimbang, yaitu antara hard skill dan soft skill," pungkasnya.
0 Komentar