Cicu Curhat Soal Pragmatisme Pemilih di Buka Puasa Masika ICMI Sulsel

MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Caleg DPRD Prov. Sulsel terpilih dari Partai Nasdem, Andi Rachmatika Dewi mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalamannya ikut dalam konstetasi politik, Pemilu 2019 adalah pemilu yang sangat berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

Hal tersebut dipaparkan politisi yang akrab disapa Cicu, di hadapan sejumlah pengurus dan kader Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Sulawesi Selatan bersama Masika ICMI Makassar, yang menghadiri Diskusi Publik Masika ICMI Sulsel, sabtu (18/05/2109) sore.

Dalam diskusi yang mengangkat tema "Pemuda dan Tantangan Ambiguitas Demokrasi (Diskusi Kritis pasca Pemilu)" ini, Cicu curhat bahwa berdasarkan pengalamannya di lapangan, Pemilu Legislatif tahun ini, tingkat kecenderungan pragmatisme masyarakat mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Cicu mengungkapkan, tak jarang dia dapati permintaan transaksional yang cukup vulgar dari para pemilih kepada para caleg-caleg, termasuk terhadap dirinya. “Ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi kita semua,” tutur politikus yang juga Ketua DPD Nasdem Kota Makassar ini.

Dalam diskusi di Rumah Makan Ayam Penyet, Jl Pengayoman, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar ini, selain Cicu, juga turut hadir sebagai narasumber, Andi Ahmad Yani (Dosen Universitas Hasanuddin) sebagai narasumber, serta Ardiansyah S Pawinru (Ketua Masika ICMI Sulsel) dan Rosnaeni Daga (Direktur Pascasarjana Nitro) sebagai penanggap utama.

Saat menyampaikan pokok pikirannya, Ahmad Yani membahas tentang tantangan-tantangan demokrasi di Indonesia saat ini, antara lain, populisme, money politik, apatisme pemuda terhadap politik, maraknya bullying di media sosial dan penyebaran hoax, ancaman disintegrasi bangsa, hingga kebebasan berpendapat yang menuai polemik.

Ahmad Yani juga memaparkan data hasil beberapa penelitian bahwa trend di Eropa dan Amerika di beberapa kelompok usia muda menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan tingkat ketidakpuasan mereka terhadap demokrasi. Seperti data Asian Barometer pada tahun 2006, tingkat kepuasan pada demokrasi ada di angka 59%, yang turun menjadi 55% di tahun 2011.

Sementara itu, Rosnaeni Daga yang terlibat selaku penyelenggara di tingkat kecamatan, mengungkap bahwa pihaknya mengalami cukup banyak kondisi-kondisi diluar prediksi seperti kekurangan kertas suara dan beberapa form formulir isian, di mana kondisi ini membuat penyelenggara harus aktif dari KPUD ke TPS-TPS yang mengalami kekurangan logistik.

Ardiansyah S Pawinruselaku penanggap utama yang mewakili pwnyelenggara mengungkap bahwa Masika ICMI harus selalu merespon riset - riset terbaru seputar politik agar cendikiawan muda tidak ketinggalan dalam setiap perkembangan Iptek.

Posting Komentar

0 Komentar