Black Campaign dan Sikap Kita

OPINI, ARUSMUDA.COM - Tak lama lagi pemilu akan di helat di Indonesia. Berbagai kegiatan politik yang kian memanas mewarnai musim pesta politik kita hari ini. Pancaran aura negatif kian meluas dan menjamur.  

Berbagai persepsi bermunculan menanggapi suhu positif dan negatif hari ini. Ada yang berasumsi biasa saja, luar biasa, dan tak biasa. Hal itulah yang menjadi warna di setiap peristiwa dalam politik hari ini. 

Namun sangat disayangkan bilamana hal negatif (ujaran kebencian, black campaign, money politik, dll.) ditanggapi sebagai hal lumrah di dalam musim pemilu. 

Baca Juga: Ketua SEMMI Takalar Kecewa Pada Caleg PKS yang Intervensi Guru Santri

Bahkan ketika hal tersebut ditanggapi cukup serius oleh sebagian orang, sebagai yang lain malah meledek mengatakan itu terlalu lebai.

Lain halnya dengan saya yang beranggapan bahwa sikap tidak melakukan apapun terhadap musim pemilu kali ini, yang di warnai dengan riuh aura negatif, adalah sebuah tindakan pengecut. 

Baca Juga: Diserang Kampanye Hitam di Medsos, Baihaqi Zakaria Tetap Santai

Hal tersebut dikarenakan tidak adanya pengetahuan lebih, tentang efek yang cukup signifikan dari tindakan - tindakan negatif yang bisa menciptakan kultur berpolitik di masyarakat. 

Jika kita mengambil salah satu sampel yakni black campaign. Black campaign yang di lakukan di medsos adalah sebuah hal yang memiliki tujuan untuk mengubah dan memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang. 

Hal ini jika dianggap biasa, kultur politik kita akan bertambah sakit. Melakukan pembenaran atas apa yang tidak benar. Karena pembenaran muncul saat suatu yang tidak benar terjadi.

Muhammad Nur Alwi. Ketua I DPC SEMMI Takalar, Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Unismuh Makassar.

Posting Komentar

0 Komentar