Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...

Arus Muda »
Muda
,
News
,
Sosial
»
TaniMuda Takalar: Tak Perlu Belajar Bertahun-Tahun Untuk Bisa Bertani
TaniMuda Takalar: Tak Perlu Belajar Bertahun-Tahun Untuk Bisa Bertani
TAKALAR, ARUSMUDA.COM - Potensi pertanian negara kita, Indonesia memang sangat besar, tapi sayangnya
potensi tersebut kurang dimaksimalkan oleh masyarakat Indonesia. Sangat sedikit
orang terpelajar yang bercita-cita menjadi petani.
Ahmad Husain,
seorang petani dari Desa Prangmata Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar
merasa terkoyak jiwanya jika profesi petani dipandang sebelah mata. Sebab
baginya, masa depan bangsa kita
bergantung pada pangannya.
"Kami berhadapan pada anggapan bahwa seseorang
butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa/mulai belajar menyemai padi. Seorang anak
harus menunggu dewasa untuk mulai belajar bertani. Misalkan saat duduk di
bangku SMA, atau bahkan cilakanya saat di universitas..... "
Menurut Ketua TaniMuda Takalar ini, apa salahnya mulai
memperkenalkan anak-anak tentang pertanian, tentang lumpur, tentang sawah,
tentang padi, tentang musim, tentang hujan dan lainnya.
Orang tua harusnya punya visi pada dunia, jangan menganggap pertanian itu kurang menarik. Kita harus sadar potensi pertanian. Sekarang
banyak orang mengirimkan anaknya ke universitas untuk belajar bertani. Tapi
sudah ahh.."terlambat".
"Bahkan sejak usia dini, anak sudah bisa belajar
bertani. Merangsang psikomotorik atau membentuk mental petani, misalnya.
Anak-anak itu perlu dilatih dan dibiasakan untuk sadar diri menanam sesuatu dan
memiliki sikap sabar untuk merawat hingga panen" terang petani yang juga
memproduksi arang sekam ini. Rabu, 28/11/2018 saat membersihkan sawahnya yang
ada di Mario, Desa Parangmata.
Lanjut ayah 3 orang anak ini, harapannya, kebiasaan itu menjadi modal utama
bagi anak untuk masuk ke lingkungan akademik guna mendapatkan rasionalisasi
dari pengalaman bertani selama masa kanak-kanak yang mereka alami.
Di masa depan, jumlah penduduk dunia akan meningkat
hingga 60%. Dengan begitu, sektor pertanian harus menunjang kebutuhan pangan 9
miliar umat manusia di dunia. Maka tak salah, jika anggapan bahwa di masa
depan, ada dua hal yang akan diperebutkan yaitu energi dan pangan.
"Hal ini menjadi kerisauan kami. Tentu karena masa
depan pasti kita hadapi, siap atau tidak. Tapi kami memilih untuk menyiapkan
diri menghadapi masa depan. Kami ingin anak-anak mengenal pertanian di usia
dini. Sekalipun dengan keterbatasan dana dan akses. Tapi dengan optimisme yang
besar, kami ingin memulainya. Kami tau, apa yang ditanam akan memberikan
hasil." pungkas lelaki gagah yang juga Owner Workshop Arang Sekam
Galesong. (rdp)
Pilihan Pembaca
-
TOKOH, ARUSMUDA.COM - Pernah mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Bes...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Syarikat Islam Indonesia (SII) Provinsi Sulawesi Selatan resmi menda...
-
SUMATERA, ARUSMUDA.COM - Terus menjadi perbincangan usai Zainudin Amali mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, nama Ibnu Riza disebut-s...
-
BONE, ARUSMUDA.COM - Karang Taruna Sejati Desa Pattiro Sompe Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone menggelar Safari Ramadhan di beberapa Masjid...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Sebagai kaum milenialis dalam peradaban modern ini, mahasiswa sebagai kaum cendekiawan yang diharapkan dapat menj...
Tidak ada komentar: