TaniMuda Takalar: Tak Perlu Belajar Bertahun-Tahun Untuk Bisa Bertani


TAKALAR, ARUSMUDA.COM - Potensi pertanian negara kita,  Indonesia memang sangat besar, tapi sayangnya potensi tersebut kurang dimaksimalkan oleh masyarakat Indonesia. Sangat sedikit orang terpelajar yang bercita-cita menjadi petani.

Ahmad Husain,  seorang petani dari Desa Prangmata Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar merasa terkoyak jiwanya jika profesi petani dipandang sebelah mata. Sebab baginya,  masa depan bangsa kita bergantung pada pangannya.

"Kami berhadapan pada anggapan bahwa seseorang butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa/mulai belajar menyemai padi. Seorang anak harus menunggu dewasa untuk mulai belajar bertani. Misalkan saat duduk di bangku SMA, atau bahkan cilakanya saat di universitas..... "

Menurut Ketua TaniMuda Takalar ini, apa salahnya mulai memperkenalkan anak-anak tentang pertanian, tentang lumpur, tentang sawah, tentang padi, tentang musim, tentang hujan dan lainnya.

Orang tua harusnya punya visi pada dunia,  jangan menganggap pertanian itu kurang menarik.  Kita harus sadar potensi pertanian. Sekarang banyak orang mengirimkan anaknya ke universitas untuk belajar bertani. Tapi sudah ahh.."terlambat".

"Bahkan sejak usia dini, anak sudah bisa belajar bertani. Merangsang psikomotorik atau membentuk mental petani, misalnya. Anak-anak itu perlu dilatih dan dibiasakan untuk sadar diri menanam sesuatu dan memiliki sikap sabar untuk merawat hingga panen" terang petani yang juga memproduksi arang sekam ini. Rabu, 28/11/2018 saat membersihkan sawahnya yang ada di Mario, Desa Parangmata.

Lanjut ayah 3 orang anak ini,  harapannya, kebiasaan itu menjadi modal utama bagi anak untuk masuk ke lingkungan akademik guna mendapatkan rasionalisasi dari pengalaman bertani selama masa kanak-kanak yang mereka alami.

Di masa depan, jumlah penduduk dunia akan meningkat hingga 60%. Dengan begitu, sektor pertanian harus menunjang kebutuhan pangan 9 miliar umat manusia di dunia. Maka tak salah, jika anggapan bahwa di masa depan, ada dua hal yang akan diperebutkan yaitu energi dan pangan.

"Hal ini menjadi kerisauan kami. Tentu karena masa depan pasti kita hadapi, siap atau tidak. Tapi kami memilih untuk menyiapkan diri menghadapi masa depan. Kami ingin anak-anak mengenal pertanian di usia dini. Sekalipun dengan keterbatasan dana dan akses. Tapi dengan optimisme yang besar, kami ingin memulainya. Kami tau, apa yang ditanam akan memberikan hasil." pungkas lelaki gagah yang juga Owner Workshop Arang Sekam Galesong. (rdp)

Posting Komentar

0 Komentar