Begini Cara Komunitas Pemuda Kajuara Peringati Hardiknas

BONE, ARUSMUDA.COM - Beragam cara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang rutin diperingati tiap tanggal 2 Mei. Hardiknas tak bisa lepas dari sosok dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara, sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
Bagi komunitas pemuda Sang Dara Kajuara Kabupaten Bone peringatan Hardiknas tidak hanya sebatas mengenang pahlawan yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional tersebut.
Menurut Ketua Umum Sang Dara Kajuara Kabupaten Bone Aris Rinaldi menilai ada hal yang perlu dibenahi, disesuaikan dengan semangat zaman sekarang, yakni pentingnya daya inovasi.
Seperti yang pernah dirumuskan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara. Dimana siswa harus terus menerus menghasilkan inovasi dengan cara 3 N (Niteni, Neroke, Nambahi).  Metode 3N yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan untuk membentuk karakter siswa terkait dengan kemajuan jaman yang sangat ditentukan oleh kapasitas inovasi.
Para siswa diharapkan selalu memperhatikan unsur N yang pertama yakni “Niteni” atau mengamati kemajuan teknologi atau perkembangan produk. N yang kedua adalah “Neroke” atau menirukan kemajuan teknologi atau perkembangan produk. Lalu unsur N yang ketiga adalah “Nambahi” atau menambahkan (modifikasi). Metode 3N diatas sebaiknya ditanamkan kepada para siswa sekolah dengan cara-cara yang menyenangkan.
Sisitem pendidikan, lanjut Aris, sekarang yang menitikberatkan pada aspek karakter menjadi acuan utama dalam mengukur kesuksesan penyelenggaraan pendidikan. Jika dilihat dari penanaman karakter yang seringkali berkiblat di Jawa, banyak kebudayaan dan nilai-nilai luhur dari pahlawan yang diterapkan secara merata. Hal tersebut dapat dilihat dari materi pelajaran atau buku teks siswa.
“Kita mungkin lupa bahwa, di Bugis juga ada kebudayaan lokal dan nilai-nilai falsafah Bugis yang dapat diterapakan sebagai pembentukan karakter anak didik sekaligus pelestarian budaya” ungkapnya.
Beberapa nilai-nilai budaya Bugis yang mestinya ditanamkan dalam dunia pendidikan yakni sipakatau (saling memanusiakan/menghargai), sipakalabbi (saling menghormati), sipakaingaq (saling mengingatkan dalam kebaikan). Tak hanya itu, karakter-karakter leluhur seperti sosok Jenderal Muhammad Yusuf juga perlu ditanamkan dalam membentuk karakter peserta didik.
Aris Rinaldi mengaku hal tersebut menjadi sudut pandang sendiri bagi SangDara dalam memaknai Hari Pendidikan Nasional.
“Penanaman nilai-nilai falsafah Bugis perlu, untuk pembentukan karakter siswa, tak lain demi kemajuan pendidikan Indonesia tanpa memarginalkan budaya lokal khususnya kebudayaan Bugis”, ujarnya.
Sumber: BonePos

Posting Komentar

0 Komentar