Tujuh Alasan Cowok HMI Layak Jadi Pendamping Hidupmu

MAKASSAR, ARUSMUDA.COM – Bicara soal organisasi, mahasiswa mana yang tidak kenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI? 

Ya, organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia ini bisa dibilang memiliki cabang dan komisariat di hampir seluruh kampus atau universitas di Indonesia. 

Organisasi yang baru berulang tahun ke-71, pada 5 Februari 2018 lalu itu, telah melahirkan banyak tokoh nasional yang berkiprah untuk negeri. 

Para alumni HMI yang berkiprah di berbagai bidang: politisi, profesional, akademisi, praktisi, dan lain-lain, cenderung lebih unggul, punya integritas yang baik, idealis, dan selalu dipilih menjadi pemimpin. 

Nah, kamu yang punya teman dekat kader HMI, mungkin pernah mendengar istilah Basic Training atau Latihan Kader (LK) 1, Intermediate Training atau LK2, hingga advance training? 

Atau mungkin pernah menyaksikan teman HMI yang rela keluar malam, begadang, dan pulang subuh pagi demi mengikuti kajian-kajian di HMI? 

Ya, melalui forum-forum diskusi tersebut, mereka berdebat, dan menerima materi tentang keislaman, keorganisasian, kemahasiswaan, intelektual, hingga kebangsaan. 
semakin tinggi latihan kader yang diikuti, dan semakin banyak kajian yang dilalui seorang cowok HMI, menunjukkan kualitas dirinya yang lebih berkelas, dan patut jadi pendamping hidup buatmu para wanita. Apa saja keunggulan itu? 

1. Berpengalaman dalam organisasi
HMI itu organisasi eksternal, yang umumnya tidak punya anggaran tetap seperti BEM atau organisasi internal kampus. Maka, setiap kali menggelar kegiatan, seminar, dan lain-lain kader HMI selalu terbiasa membuat proposal, melobi orang, hingga mengorganisasi sebuah kegiatan agar berjalan maksimal. Yakinlah, alumni HMI pintar “mengorganisasi” rumah tanggamu dengan baik. 

2. Kritis 
Diskusi dalam kajian-kajian dasar di HMI selalu mengulas soal filsafat. Filsafat selalu mengajak untuk berpikir kritis. Kader HMI diajari untuk melihat sesuatu dengan perspektif berbeda, atau sebaliknya. Mereka adalah orang-orang yang percaya, bahwa kritik itu dibutuhkan untuk bangkit, dan lebih baik. 

3. Tidak kaku, tidak mau didikte 
Dengan berbagai diskusi dan pengalaman berorganisasi, cowok HMI itu cenderung tidak suka dengan kondisi yang selalu didikte, dan terlalu kaku. Tahu kan? HMI hadir di kampus dengan doktrin “jangan jadi mahasiswa yang cuma ke kampus, kost, dan kuliah”. Jangan khawatir hidupmu datar-datar saja jika bersama cowok HMI. Kamu akan diajari untuk selalu berpikir terbuka, dan melihat semuanya dari berbagai sisi. 

4. Moderat 
Bagaimana kualitas keislaman para kader HMI? Apakah ekstrem, radikal, atau justru liberal? Ya, HMI sendiri punya “buku saku” khusus untuk hal ini. Namanya NDP, atau Nilai Dasar Perjuangan. 

NDP dirumuskan oleh tokoh HMI, Nurcholish Madjid atau Cak Nur. Cak Nur sendiri dijuluki sebagai tokoh pembaharu Islam yang mengajarkan tentang Islam yang moderat, dan inklusif. 

Orang-orang HMI belajar menggali nilai-nilai universal dari Alquran, mengkaji aliran mazhab dalam islam secara kritis, dan tidak terjebak pola berpikir hitam putih yang dogmatis. 

Jelasnya, kualitas keislaman alumni HMI bisa anda lihat pada diri tokoh-tokoh HMI, seperti Mahfud MD, Jusuf Kalla, Azyumardi Azra, dst. 

5. Teman diskusi yang baik 
Kamu bisa berdiskusi yang panjang dengan pasanganmu alumni HMI. Soal filsafat, agama, dan lain-lain. Mereka sudah terbiasa kok, diskusi hingga larut malam. Cowok HMI mungkin tidak merayumu dengan kata-kata romantis yang terkesan gombal dan tak berisi. Mereka lebih suka merayu dengan kalimat-kalimat intelek, dan berisi. 

6. Emosi lebih stabil 
Sering berdiskusi, ikut kajian, debat dan ikut pengkaderan, membuat cowok HMI cukup terlatih untuk mengatur emosinya. 

7. Loyal pada agama dan prinsip 
Alumni HMI terdoktrin untuk memegang teguh prinsip dan ideologinya. Tanpa ideologi yang baik, orang akan menjadi pragmatis, matre. Tidak sedikit alumni HMI yang ikut berdiri di garis terdepan saat agamanya dihina.

Sumber: Makassar Terkini

Posting Komentar

0 Komentar