Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...


Arus Muda »
News
,
Sosial
»
Tari Kreasi “Tanah Adat” Tawaran Warisan Budaya Leluhur dari Kampung Tenro
Tari Kreasi “Tanah Adat” Tawaran Warisan Budaya Leluhur dari Kampung Tenro
SELAYAR, ARUSMUDA.COM - Berbagai bentuk daya tarik wisata dan kearifan lokal budaya ditawarkan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan mulai dari suguhan panorama alam pantai eksotik, pesona perbukitan hijau nan asri, air terjun, wisata alam gua, situs cagar budaya, sampai kepada kekayaan khasanah tradisi dan kesenian lokal daerah.
Tarian tradisional “Tanah Adat” ditawarkan masyarakat Kampung Tenro, Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki. Sebuah perkampungan kecil di sebelah utara ibukota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar yang hampir separuh penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Sejak dahulu, hingga kini, Kampung Tenro dikenal sebagai salah satu kawasan pelestarian tradisi dan budaya di Kota Bumi Tanadoang. Penetapannya sendiri ditandai oleh penyebutan istilah, “Tellu Pidada Pattanraeng” yang menyimbolkan“Perisai” dan kebesaran berdirinya Kampung Tenro sebagai Tanah Adat warisan leluhur.
Tari kreasi “Tanah Adat” merupakan salah satu bentuk kekayaan khasanah budaya dan kesenian tradisional yang lahir dan berasal dari Kampung Tenro, Desa Bontolempangan. Tarian ini merupakan wujud dan simbolisasi watak, karakter, sikap, pembawaan dan kepribadian masyarakat Kampung Tenro yang belakangan mulai dikreasikan secara kontemporer dan menjadi inspirasi lahirnya gaya serta gerakan tari berpasangan.
Sejumlah bentuk tradisi dan kesenian lokal Kampung Tenro dikolaborasikan lewat tarian “Tanah Adat” yang dari waktu ke waktu, terus dipupuk dan dilestarikan secara turun-temurun.
Kesenian tersebut diantaranya, tradisi “A’tojeng”(Pa’tojengan), “Pa’ratekan”, “Pammotokang”, dan“Anggarra’ Pandang”. Tarian “Tanah Adat” sendiri biasanya dipentaskan pada saat perayaan musim panen, dan atau Peringatan Pesta Adat Bulan Maulid.
Kepiawaian, kelembutan, keceriaan, serta kegembiraan para pelaku tari “Tanah Adat” menjadi sebuah warna tersendiri dalam kerangka untuk mengisi dan menyempurnakan sistem pelestarian Adat istiadat kebesaran Kampung Tenro sebagai simbolisasi kebesaran Dellempangan.
Sumber: bugiswarta.com
Pilihan Pembaca
-
TOKOH, ARUSMUDA.COM - Pernah mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Bes...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Tak banyak yang tahu jika ternyata aplikasi Halo Tukang yang berdiri sejak 2008 lalu, dan saat ini menyediakan ...
-
JAKARTA, ARUSMUDA.COM – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) MPO Mengunjungi Kampus Universitas Paramadina di Jl. Gatot Subr...
-
TAKALAR, ARUSMUDA.COM - Wakil Bupati Takalar, H. Ahmad Daeng Se're, S. Sos. meminta agar kader-kader Karang Taruna (KT), baik secara pri...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM- Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Sulawesi Selatan mengungkapkan tentang perl...
Tidak ada komentar: