PB SEMMI Himbau Agar Seluruh Kadernya Menggelar Nobar G30S/PKI

JAKARTA, ARUSMUDA.COM - Sebuah film monumental berjudul “Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI” yang diproduksi PFN pada era kepemimpinan Presiden Soeharto pada tahun 1984 disutradarai oleh Arifin C. Noer itu, isinya mengisahkan bagaimana PKI melakukan kudeta pada 30 September 1965. Di film ini juga diperlihatkan aksi tentara dalam menumpas PKI. Namun, sejak era reformasi film layar lebar yang rutin diputar TVRI saban akhir September itu, sudah tidak pernah lagi ditayangkan.

Berbeda di September 2017 ini, rupanya pemutaran film itu akan kembali dilakukan, salah satunya inisiatif TNI yang diperintahkan langsung oleh Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo kepada jajaran internal prajuritnya. Gatot Nurmantyo menegaskan tak akan menarik perintah memutar film G30S/PKI tersebut di seluruh jajaran TNI Angkatan Darat.

Gatot juga terlihat emosi saat ditanya perihal instruksi tersebut. "Kalau perintah, kenapa?" katanya dengan nada tinggi, saat ditemui seusai memimpin upacara militer di makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, lansir Republika, Senin (18/9/2017).

Selain itu, sebelumnya Direktur Komersial dan Operasi Produksi Film Negara (PFN) Elprisdat M. Zen menilai permintaan agar film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI diputar kembali seperti era Orde Baru merupakan sesuatu yang baik. Menurut dia pemutaran film tersebut akan membuka ruang diskusi, bukan sebagai klaim kebenaran sejarah. "Fungsi film kan seperti itu. Menjadi trigger untuk open discussion," ujar Elprisdat di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis, 14 September 2017. (sumber : tempo.co)

Oleh karena itu, senada dengan pernyataan dan intruksi Panglima TNI tersebut, Ketua Umum SEMMI Moh. Azizi Rois menghimbau kepada seluruh kadernya agar menggelar Nobar (nonton bareng) film tersebut di Komisariat, Cabang dan Korwil masing-masing di seluruh Indonesia.

Menurut Azizi, film itu dapat menjadi pembelajaran sejarah di masa lalu bagi bangsa saat ini, “Kita berharap agar semua bisa belajar dari sejarah G30S/PKI, kebanyakan generasi muda khususnya, saat ini tidak mengetahui apa dan siapa itu PKI, kenapa faham Komunis di Indonesia dilarang UU dan Tap MPR, sampai pada bahaya laten ideologi komunis/ PKI.” Imbuhnya. Hal ini sesuai dengan pesan Presiden Indonesia pertama Sukarno untuk jangan sekali-kali melupakan sejarah atau dikenal dengan 'jas merah'.

Sumber: semmi.or.id

Posting Komentar

0 Komentar