Tentang Hardiknas 2017, Ini Refleksi Andi Singke

BONE, ARUSMUDA.COM - Peringatan Hari Pendidikan Nasional hari ini sepatutnya diisi dengan refleksi positif dalam upaya melahirkan pemikiran alternatif bagi peningkatan kualitas pendidikan yang berbasis kebudayaan ke depan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dosen STAIN Sultan Amai Gorontalo, Andi Singkeru Rukka, S.H., S.E., M.H. saat dimintai tanggapannya terkait pengesahan UU Kemajuan Kebudayaan yang disahkan oleh DPR RI beberap waktu lalu, bila dikaitkan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.

"Tak bisa dimungkiri, kebudayaan adalah akar dari pendidikan kita. Maka pengesahan UU Pemajuan Kebudayaan perlu dipahami sebagai bentuk pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan agar budaya Indonesia dapat tumbuh tangguh, dan mediumnya adalah pendidikan." Terang mahasiswa program doktoral Universitas Hasanuddin Makassar ini.

Menurut Andi Singke, yang perlu dipahami juga adalah bahwa kebudayaan tidak hanya pada tarian atau tradisi saja, tetapi juga nilai karakter luhur yang diwariskan turun-temurun hingga membentuk karakter bangsa kita. "Ini penting karena ada sebagian kita yang menganggap bahwa kebudayaan hanya berkutat pada persoalan tarian dan tradisi saja."

Dengan terbitnya UU Pemajuan Kebudayaan, dirinya berharap agar kebudayaan benar-benar bisa menjadi bagian utama pembangunan karakter peserta didik, sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. mantan Ketua Umum KEPMI ini berharap kebudayaan tidak sekedar menjadi bumbu penyedap dunia pendidikan.

"Setidaknya ada dua sisi terkait upaya kemajuan kebudayaan dalam medium pendidikan. Pertama, pendidikan menjadi medium transformasi pengetahuan atas muatan karakter lokal, misalnya tentang kejujuran (lempu), konsistensi (getteng) dan perkataan benar (ada tongeng)." Imbuhnya.

Lanjutnya, "Kedua, pendidikan menjadi ruang mempaktikkan muatan karakter lokal tadi dalam kehidupan sehari. Tentu ini dimulai dari para pendidik yang mempraktikkannya, sehingga bisa menjadi model bagi siswa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya."

Di akhir, bakal calon Bupati Bone dari kalangan muda ini mengingatkan bahwa dengan kedua hal tersebutlah, maka karakter utama manusia Bugis yang macca na malempu, serta warani na magetteng dapat terwujud secara kontinu.

"Ada dua hal sederhana namun kuat yang merupakan ciri khas Bugis Makassar, namun pada hari ini mulai pudar, yaitu kebiasaan meminta tabé' dan berkata iyyé', padahal ini merupakan kesantunan, penghormatan dan perhargaan yang terhadap sesama yang diajarkan budaya kita." pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar