Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...


Arus Muda »
Nasional
,
Politik
,
Sosial
»
Setelah Bunga dan Lilin: Maka Sampah Apalagi yang Akan Kau Tebar?
Setelah Bunga dan Lilin: Maka Sampah Apalagi yang Akan Kau Tebar?
SELISIK REDAKSI, ARUSMUDA.COM - Masih ingat dengan karangan bunga yang menyampah di Balaikota Jakarta pasca kekalahan Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada Jakarta? Tentu anda juga tahu, bahwa yang membuat sampah dan yang membersihkannya adalah pihak yang berbeda.
Kemarin, dengan nafsu merasa paling benar, sekelompok orang kembali berbuat ulah. Berkumpul di tempat umum tanpa mengindahkan hari libur agama lain, dan tak peduli dengan jam malam, mereka mempertontonkan arogansi.
Namun rupanya itu belum cukup. Kisah karangan bunga yang menyampah terulang kembali. Kali ini, bekas lilinlah yang menyampah. Trotoar, pelataran taman, dan pot bunga, tak luput dari bekas lilin. Lalu siapa yang membersihkan itu semua? Tentu pihak lain.
Mungkin mereka berpikir bahwa itu adalah harga yang pantas dibayar untuk mengobati rasa sakit hatinya. Itulah repotnya kalau orang merasa paling benar sendiri. Kemarin meneriaki orang lain untuk menghargai hukum, namun nyatanya, mereka tak bisa hargai hukum.
Setelah karangan bunga yang menyampah, disusul bekas-bekas lilin, lalu sampah apalagi yang akan mereka timbun untuk kian membuktikan bahwa mereka memang tak siap hidup bersama dalam kebhinnekaan. Toleransi dan moderatisme memang bukan urusan pikiran, tapi sikap dan tindakan. Itu!
Kemarin, dengan nafsu merasa paling benar, sekelompok orang kembali berbuat ulah. Berkumpul di tempat umum tanpa mengindahkan hari libur agama lain, dan tak peduli dengan jam malam, mereka mempertontonkan arogansi.
Namun rupanya itu belum cukup. Kisah karangan bunga yang menyampah terulang kembali. Kali ini, bekas lilinlah yang menyampah. Trotoar, pelataran taman, dan pot bunga, tak luput dari bekas lilin. Lalu siapa yang membersihkan itu semua? Tentu pihak lain.
Mungkin mereka berpikir bahwa itu adalah harga yang pantas dibayar untuk mengobati rasa sakit hatinya. Itulah repotnya kalau orang merasa paling benar sendiri. Kemarin meneriaki orang lain untuk menghargai hukum, namun nyatanya, mereka tak bisa hargai hukum.
Setelah karangan bunga yang menyampah, disusul bekas-bekas lilin, lalu sampah apalagi yang akan mereka timbun untuk kian membuktikan bahwa mereka memang tak siap hidup bersama dalam kebhinnekaan. Toleransi dan moderatisme memang bukan urusan pikiran, tapi sikap dan tindakan. Itu!
Pilihan Pembaca
-
TOKOH, ARUSMUDA.COM - Pernah mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Bes...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Tak banyak yang tahu jika ternyata aplikasi Halo Tukang yang berdiri sejak 2008 lalu, dan saat ini menyediakan ...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM- Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Sulawesi Selatan mengungkapkan tentang perl...
-
JAKARTA, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia menyerukan agar pemerintah dalam hal ini pihak Kepolisian Republik Indonesi...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Unit Pengkajian dan Pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (UP2K3) Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin me...
Tidak ada komentar: