Bangsa dan Negeri Akan Jadi Kiblat yang Disegani Dunia Karena Persatuan

OPINI, ARUSMUDA.COM - Gerakan memobilisasi massa merupakan gerakan yang sulit diciptakan. Massa tak akan hadir di Jakarta kalau tak ada tujuan. Memenjarakan dan menghukum penista adalah tujuannya.

Merongrong dan merangsang hati para pemeluk yang cinta Islam telah membuat sang pemeluk (muslim) terbangun dari tempat tidurnya.

Apa yang terjadi sekarang ini adalah bukti akan kejayaan Islam yang semakin dekat ini. Meski diketahui bahwa gejolak politik terjadi. Intimidasi agama terjadi. Intervensi terjadi. Semua ini menjadi bagian simbol-simbol kejayaan Islam nantinya.

Pembubaran organisasi berorientasi Islam dengan alasan paham radikal pun tak luput dari cerita. Berbagai di daerah pun tak jauh begitu hebat dengan kasus-kasus serupa.

Hal menarik baru-baru ini aksi bakar lilin untuk menyelamatkan sang penista pun tak luput dari bagian skenario. Logis dan tak logis. Benar dan tidak. Propaganda, doktrin isasi atau pembelokan paham. Atau bahkan pembodohan sekaligus. Merupakan bukti dari semua peristiwa ini.

Aksi bakar lilin yang serentak di lakukan di berbagai kota. Seperti Jakarta, Manado dan Makassar. Apatah lagi di pantai Losari kemarin menjadi bagian propaganda untuk membuat kerusuhan, kebencian dan perpecahan.

Tapi hal ini akan biasa bagi umat Islam. Karena itu akan sirna karena kekuatan Allah dan persatuan (nasionalisme) umat Islam dalam menyelamatkan dan mengembalikan puncak kejayaan Islam.

Makanya ketika umat Islam menjadi bersatu membangun kekuatan dengan merapatkan barisannya dengan teratur. Alhasil akan menjadi bangunan yang kokoh yang tak bisa tumbang dan hancur. Hal ini yang terlihat dekat-dekat ini, tentu akan hadir kejayaan Islam. Firman Allah SWT dalam surah As-Shaf ayat 4.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur maka mereka akan seperti bangunan yang kokoh.

Oleh karena itu percayalah bahwa semua kejadian ini adalah manifestasi-manifestasi yang tentu menjadi gambaran berjayanya Islam dan menumbangkan Rezim Barat dan Timur yang tak bermartabat itu.

Itulah sebabnya Tjokro menjadi motivasi bangsa ini sebagai bangsa yang memiliki jati diri dengan mayoritas Muslim terbesar dengan suatu keyakinan tentang kejayaan Islam yang akan dekat ini.

Apa katanya, kita percaya dengan yakin, bahwa bakal datang saatnya, orang Islam di seluruh dunia tidak saja akan berjabatan tangan, tetapi akan memegang pemimpin dan memasukkan keyakinan agama, politik dan sosial di dalam hati golongan lain, yaitu keyakinan-keyakinan yang dahulu sudah menyebabkan umat Islam menjadi natie yang kuat dan menaklukkan negeri-negeri barat dan timur.

Negeri Barat dan Timur akan tunduk dan patuh pada negeri yang berasaskan Islam, sebagai bagian tertinggi dalam menata suatu wilayah yang ada di seluruh dunia ini. Yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits (Sunna) sebagai konstitusi atau jalan untuk tetap berada dalam koridor yang benar. Makanya hal yang terjadi semua ini patutlah di syukuri sebagai Hamba yang patuh dan taat (takwa) kepada Allah SWT.

Hal ini pernah di lansirkan seorang tokoh penggerak dan Sang Guru bangsa yang di gelar sebagai ‘Raja tanpa mahkota’ HOS. Tjokroaminoto (2010:148) dalam bukunya Islam dan Sosialisme ia tuliskan.

Kita umat islam harus bersyukur bahwa sekarang ini orang merasa atau tidak merasa, mengaku atau tidak, adalah zamannya perubahan mendekati cita-cita Islam, baik dalam urusan politik maupun dalam urusan pengaturan kerajaan-kerajaan model baru.

Dengan demikian, bangsa dan negara ini haruslah bersyukur melihat peristiwa yang terjadi sekarang ini. Sebab tanda-tanda tercapainya maksud Islam yakni kejayaan Islam akan dirasakan Muslim di Indonesia bahkan Muslim di seluruh dunia.

Kenapa? Karena urusan ibadah, ekonomi, sosial dan politik akan di back up dengan asas-asas Islam. Namun patut juga bangsa dan negara ini mengetahui bahwa pergerakan besar pun akan hadir ditengah-tengah sebagai upaya bentuk perlawanan, bermaksud untuk menghancurkan, membunuh dan meniadakan rasa cinta kepada agama Islam.

Itulah sebabnya Allah memperingatkan dalam firmannya;
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu. (Karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka. Dan apa yang tersembunyi dihati mereka lebih jahat. Sungguh Kami telah terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti. (Q.s. Ali Imran:118).

Tjokro pun mengingatkan, Sungguh pun kita tidak boleh menyesatkan diri mengatakan zaman sekarang ini sudah zaman Islam, tetapi tanda-tanda dan kemauan zaman, nyatalah makin tambah mendekati tercapainya maksud Islam: tentang urusan Ibadah, ekonomi, sosial dan politik.

Di atas perkataan saya ini tentulah ada orang yang menyangkal bahwa sekarang ini ada juga beberapa pergerakan besar yang bermaksud melenyapkan segala agama dan membunuh rasa agama.

Jawaban saya adalah, dimana masih ada setan niscaya masih ada pergerakan yang semacam itu, yang akhirnya bakal dapat dikalahkan juga oleh Islam.

Semoga simbol dan tanda ini tak dicederai oleh para pemuka agama yang memiliki kelompok-kelompok yang berorientasi agama Islam tersebut. Seperti tahun-tahun lalu menetapkan 1 ramadan berbeda. Lebaran pun tak serupa. Mereka akan kembali menertawakan dari simbol atau tanda kejayaan Islam yang dinikmati, maka kita tak mau hal ini akan kembali sirna.

Mestinya umat Islam bersatu, menanamkan ukhuwah Islam. Agar kekuatan bangsa dan negeri kita menjadi kiblat yang di segani dunia.

Ahmad Abdul Basyir. Fungsionaris DPC SEMMI Takalar. 

Posting Komentar

0 Komentar