Dalam acara yang dikemas dalam bentuk Pagelaran Seni dan Budaya ini, mengangkat tema 'Mengembalikan Supremasi Seni dan Budaya Sulawesi Selatan yang Tergerus Apatisme Pribumi dan Dampak Westernisasi'.
"Mengangkat budaya lokal sebagai solusi menyelesaikan kemerosotan moral bangsa adalah pilihan terbaik saat ini di saat kita digerus oleh materialisme." Ujar Andi Singke.
Dosen STAIN Gorontalo ini mengingatkan pentingnya untuk menginternalisasi falsafah 'siri na pesse'. "Falsafah siri na pacce sangat mendasar untuk diinternalisasi, sebab nilai inilah akar dari identitas kita orang Bugis-Makassar."
"Selain itu, kita juga tidak boleh melupakan 'tau' dalam tradisi kita. Kata kunci konsepsi manusia Bugis-Makassar adalah ada na gau', selarasnya kata dan perbuatan." Jelas Andi Singke yang juga mantan Ketua Umum KEPMI Bone.
Lanjut Andi Singke', "Kemerosotan moral bangsa di semua sisi kehidupan manusia ini harus diatasi sejak dari akarnya, konsepsi tentang manusia. Ini yang perlu ditegaskan kembali."
Di hadapan mahasiswa yang memadati Aula Ruang Guru Dinas Pendidikan Prov. Sulsel ini, Andi Singke' mengulas inti dari sebuah petitih leluhur, sadda mappabbati ada, ada mappabbati gau, gau mappabbati tau.
Selain Andi Singke', juga turut hadir sebagai pembicara pada rangkaian acara Milad ISC ke-XVIII tersebut, seorang senior ISC, Afferidzal yanh saat ini menjadi birokrat karir di Kabupaten Pangkep.
0 Komentar