Ma’arif Institute : Sekolah jadi Target Radikalisme

JAKARTA, ARUSMUDA.COM – Direktur Eksekutif Maarif Institute Muhammad Abdullah Darraz mengatakan, dalam menangkal tumbuh kembangnya paham radikalisme ini, Maarif Insitute bersama Cameo Project memberikan lokakarya pada siswa SMK/SMA/MA di lima kota besar yakni Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang untuk membuat video pendek yang berisi nilai keragaman dan toleransi.
Tujuan dari loka karya ini adalah untuk memperdaya generasi muda agar tidak melupakan nilai keberagaman dan toleransi. Menurutnya, sekolah menengah pertama merupakan tingkat satuan pendidikan yang tepat karena mereka telah dapat memanfaatkan kemajuan teknologi.
Darraz juga menyebutkan, para generasi muda yang disasar didorong untuk secara aktif mengkempanyekan konten langsung tentang toleransi. Dalam hal ini, para siswa dibimbing untuk membuat video pendek.
“Program ini intinya untuk membangun jaringan di kalangan anak muda untuk memberikan pemahaman kepada publik, kalau ada isu kebinekaan tertentu yang terkoyak. Mereka bisa bersuara dengan video. Kalau misalnya ada penutupan gereja, mereka yang meng-counter. Mereka sebagai agen yang merawat kebinekaan di Indonesia,” terangnya, Sabtu (22/4/2017).
Menurut Darras, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Maarif Institute, sekolah merupakan tujuan utama kelompok radikal untuk melakukan radikalisasi. Maka sekolah harus menanamkan kesadaran tentang keragaman. Dalam hal ini, siswa harus diajarkan akan realitas keragamanan, dengan cara dipertemukan dengan orang-orang yang berbeda.
Darras menyebutkan, target siswa yang terlibat dari lima kota tersebut sebanyak 2.250 orang. Masing-masing kota ditargetkan 250 orang siswa. Hal ini merupakan misi Maarif Institute dalam membentengi paham radikalisme di kalangan siswa yang telah dilakukan sejak .
Sumber: edunews.id

Posting Komentar

0 Komentar