Entri Unggulan
Dinamika Islam dan Liberalisme, Jadi Bahasan Halaqah Instagram Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi daring dengan tajuk H...

Arus Muda »
Sosial
»
'Demi Negara, Mereka Tidak Mengutamakan Uang'
'Demi Negara, Mereka Tidak Mengutamakan Uang'
Oleh Anak Muda pada Kamis, 27 April 2017 |
Sosial
KENDARI, ARUSMUDA.COM - Kehadiran Putri
Ayudya aktris yang membintangi film 'Bangkit' menjadi narasumber ketiga dalam
workshop BNPT Video Festival di Kendari, Sulawesi Tenggara yang menghadirkan
pelajar sebagai peserta tersebut seakan menghidupkan suasana. Dia menyebut
tepuk tangan adalah cara termudah dan murah untuk menghilangkan kantuk dan
penat.
"Dengan
tepuk tangan bukan hanya kantuk kita yang hilang, tapi setidaknya juga
membangunkan teman di sebelah kita," kata Putri, Rabu (26/4/2017).
Sebagai
narasumber, dalam paparannya Putri menjelaskan bagaimana alur cerita atau
premis video dibuat. Materi yang disampaikannya di Kendari menggunakan
pendekatan praktik berdasarkan pengalaman, melanjutkan teori yang sebelumnya
sudah disampaikan oleh sineas dari Samuan Film, Tjandra Wibowo.
Dara
berparas manis kelahiran Solo tahun 1988 tersebut menjadi salah satu dari
deretan artis yang dilibatkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) untuk memberikan pelatihan kepada pelajar terkait teknis pembuatan video
pendek materi kontrapropaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya. Video
karya pelajar sendiri nantinya akan diunggah di media sosial Youtube dan
dilombakan, di mana lomba yang sama sudah digelar tahun 2016 lalu.
"Yang
membedakan tahun ini ada workshop, ada pelatihan terlebih dahulu yang
melibatkan para artis itu," kata pendamping bidang Pemberdayaan Pemuda dan
Perempuan BNPT, Fahrudin.
Kehadiran
para artis, lanjut Fahrudin, selain tentunya diminta berbagi ilmu dan
pengalaman, juga dimaksudkan untuk 'menyegarkan' suasana kegiatan. Itulah
kenapa artis ditempatkan sebagai narasumber kedua dan ketiga yang tampil
selepas peserta menerima kesempatan jeda untuk beristirahat.
Selain
Putri, nama-nama tenar di dunia perfilman Indonesia terlibat dalam kegiatan
yang sama. Antara lain Mathias Muchus, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, Ence
Bagus, Verdi Solaiman, Jajang C. Noor, Wulan Guritno, dan Prisia Nasution.
Tidak hanya artis, kegiatan workshop video pendek juga menjadikan sejumlah
sineas sebagai pemateri, antara Tjandra Wibowo, Swastika Nohara, Dyah
Kusumawati, dan Ratrikala Bhre Aditya.
Keterlibatan
para 'pesohor' tersebut tentu layak mendapatkan apresiasi. Yang menarik untuk
diketahui, berapakah honor yang mereka terima? Bukan rahasia jika deretan artis
di atas memiliki honor besar untuk setiap film yang diproduksi atau dimainkannya,
sementara kegiatan di BNPT honor setiap pihak yang dilibatkan dalam kegiatan
dihitung berdasarkan Standar Biaya Masukan (SBM) yang besarannya ditetapkan
oleh Kementerian Keuangan RI.
Terkait
hal tersebut Fahrudin mencoba menjelaskan. Menurutnya, seorang artis yang
dilibatkan sebagai narasumber mendapatkan honor standar Eselon II Aparatur
Sipil Negara (ASN), yaitu satu juta rupiah per jam. Untuk satu kegiatan, selama
setengah hari menyampaikan materi, kehadiran seorang artis dihitung selama 4
jam bekerja.
"Jika
dihitung satu orang artis untuk hadir di satu kegiatan akan menerima honor
empat juta rupiah dipotong pajak," ungkap Fahrudin.
Fahrudin
menambahkan, honor yang diberikan oleh BNPT tentu sangat kecil jika
dibandingkan dengan pendapatan sang artis. Boro-boro untuk honor atas peran
atau keterlibatannya dalam pembuatan film, honor untuk kegiatan workshop
sejenis pun bisa jauh lebih besar. Meski tidak menyebutkan nilai pasti, dia
mencontohkan bagaimana seorang Jajang C. Noor bisa menerima honor yang sangat
besar atas kehadirannya sebagai mentor dalam pelatihan pembuatan film.
"Kalau
beliau (Jajang C. Noor, Red.) biasanya melihat. Kalau acaranya komersil,
honornya sangat besar," ujar Fahrudin.
Lantas,
apa yang menjadikan para artis itu bersedia berbagi pengalaman pembuatan video
kepada pelajar peserta kegiatan BNPT. Fahrudin menyebut nasionalisme adalah
kata kuncinya. "Saya sudah menemui mereka sebelum kegiatan ini
dilaksanakan. Saya jelaskan semuanya, termasuk honor, dan mereka
bersedia," katanya.
Fahrudin
mencontohkan alasan yang diungkapkan Mathias Muchus ketika menerima permintaan
untuk menjadi narasumber yang disampaikannya. Bertemu pada pertengahan Februari
tahun ini di sebuah mall di bilangan Jakarta Selatan, Mathias mengatakan untuk
kepentingan Negara, uang (honor) bukan hal utama yang diperhitungkan.
"Kamu
tidak komersil, kan? Kalau untuk Negara, saya mau," kata Fahrudin menirukan
kalimat Mathias Muchus.
Alasan
yang sama rupanya juga disampaikan oleh Tjandra Wibowo. Menurutnya, melatih
generasi muda untuk membuat video sebagai bagian dari upaya melawan radikalisme
dan terorisme merupakan bagian dari panggilan jiwa.
"Ada
kepuasan tersendiri ketika melihat peserta bisa membuat video yang bagus,"
kata Tjandra.
Sementara
Putri Ayudya mengaku diuntungkan dengan pengalamannya dalam kerja-kerja sosial,
sehingga honor bukanlah patokan utama untuk pekerjaan yang dilakoninya.
Sumber:
bonepos.com
Pilihan Pembaca
-
TOKOH, ARUSMUDA.COM - Pernah mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Bes...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Syarikat Islam Indonesia (SII) Provinsi Sulawesi Selatan resmi menda...
-
SUMATERA, ARUSMUDA.COM - Terus menjadi perbincangan usai Zainudin Amali mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, nama Ibnu Riza disebut-s...
-
BONE, ARUSMUDA.COM - Karang Taruna Sejati Desa Pattiro Sompe Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone menggelar Safari Ramadhan di beberapa Masjid...
-
MAKASSAR, ARUSMUDA.COM - Sebagai kaum milenialis dalam peradaban modern ini, mahasiswa sebagai kaum cendekiawan yang diharapkan dapat menj...
Tidak ada komentar: