BANDUNG, ARUSMUDA.COM - Mantan narapidana teroris, Abdurrahman Ayub,
hadir untuk berbagi pengalaman kepada ratusan mahasiswa se-Kota Bandung dan
sekitarnya. Dia menyebut pemuda adalah modal bangsa, akan tetapi juga bisa
menjadi ancaman.
Ustadz Abdurrahman, demikian Abdurrahman Ayub disapa di kesehariannya,
dihadirkan sebagai narasumber di kegiatan dialog Pelibatan Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Masyarakat di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang diselenggarakan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme (FKPT) Jawa Barat, Rabu (26/4/2017).
"Anak lulusan SMA di Indonesia,
saya lihat (ada) yang cerdas membuat bom high explosif. Ini bisa menjadi
acuan Indonesia memiliki generasi muda modal bangsa, tapi jika tidak digunakan
dan ditempatkan di tempat yang sebenarnya bisa menjadi ancaman," ungkap
ustadz Abdurrahman.
Kecerdasan anak-anak Indonesia dalam membuat bom, lanjut ustadz Abdurrahman,
berbeda dengan aktifitas terorisme yang pernah dijalaninya beberapa tahun
silam. Jika dirinya belajar membuat bom dari praktik lapangan di daerah-daerah
konflik, baik di dalam maupun luar negeri, kalangan muda saat ini cukup
mempelajarinya dengan mengakses media sosial.
"Saya tidak tahu masih ada apa tidak video-video yang mengajarkan
bagaimana caranya membuat bom. Kalau masih ada, jelas itu ancaman serius yang
harus segera diatasi," pesan ustadz Abdurrahman.
Kepada mahasiswa yang tergabung dalam
kelompok radikal terorisme, ustadz Abdurrahman mengajak untuk keluar dan
meninggalkannya. "Dengan rasa cinta saya ajak teman-teman keluar dari
kelompok radikal. Saya tidak ingin teman-teman terjerumus ke jalan yang pernah
saya jalani," pungkasnya.
Kegiatan dialog Pelibatan LDK dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan
Terorisme sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang
tahun 2017.
Sumber: bonepos.com
0 Komentar